Kamis, 28 April 2016

UMBUL COKRO TULUNG KLATEN

UMBUL COKRO TULUNG - Pemandian Cokro Tulung merupakan sebuah pemandian yang terdapat di Desa Cokro Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten. Di pemandian ini terdapat kolam dengan sumber airnya yang berasal dari air tanah yang masih asli. Hal ini menciptakan kesegaran tersendiri apabila mandi di pemandian ini. Lokasi Umbul Cokro Tulung ini paling ramai dikunjungi ketika menjelang Bulan Ramadhan. Hal itu karena di Klaten ada tradisi bahwa sebelum melaksanakan ibadah puasa di Bulan Ramadhan maka kita dianjurkan melakukan "Padusan". Padusan pada dasarnya kegiatan menyucikan jiwa dan raga kita dalam menyambut Bulan Puasa yang penuh berkah. Bahkan pada saat padusan anda dapat menikmati sajian orkes dangdut yang biasanya disediakan oleh pihak pengelola (tempatwisatadaerah.blogspot.co.id).

Wilayah Kabupaten Klaten diberkahi dengan sumber mata air yang deras. Diantara sumber air tanah itu dapat dimanfaatkan untuk irigasi sawah, Keperluan rumah tangga serta dimanfaatkan untuk air minum baik oleh perusahaan milik daerah maupun swasta. Beberapa umbul mata air di lereng Merapi ini dimanfaatkan sebagai kolam pemandian dan salah satu yang terkenal adalah Pemandian Cokro Tulung Klaten. Pemandian Cokro Tulung memanfaatkan sumber air dari Kali Busur yang terletak di Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten. Saat ini pemandian Cokro tulung menjadi salah satu wisata andalan di Kabupaten Klaten. Hal itu terlihat dari keseriusan pihak terkait untuk membangun kompleks wisata pemandian Cokro Tulung menjadi Obyek Mata Air Cokro Tulung (OMAC). Obyek ini dikembangkan sedemikian rupa menjadi kompleks wisata air atau Water Boom. Kompleks ini sendiri luasnya 15.000 meter persegi dan berlokasi kurang lebih 15 km dari Kota Solo. Untuk aksesnya dari Solo sangat mudah, yaitu dari Solo kearah Kartosuro, lalu belok kiri arah Klaten. Sebelum sampai Kota Klaten nanti belok kiri di Delanggu (tempatwisatadaerah.blogspot.co.id).

Minggu pagi, 20 Maret 2016 merupakan pengalaman perdana kami berwisata ke Umbul Cokro Tulung. Perjalanan diawali dari Yogyakarta - Pacitan - Wonogiri - Klaten, dalam rangka piknikan Kantor. Berikut hasil foto-foto perjalanan kami selama di Umbul Cokro Tulung:

Sarapan Bubur Ayam sebelum menuju Umbul Cokro Tulung

Bubur Ayam kaki lima di emperan ruko

Bermesraan sejenak dengan patung wayang

Pintu Masuk dan loket

Memasuki jembatan penyeberangan

Menyeberangi sungai

Mencari tempat duduk untuk menaruh barang bawaan

Wahana renang untuk anak-anak

Masih terlalu pagi, sehingga kolam belum terisi air
`
Cari tempat duduk dengan cara menyewa tikar

Suasana Kolam

Tersedia penyewaan ban

Banyak mba-mba penjual makanan dan minuman

Kondisi wahana masih sepi karena terlalu pagi

Menikmati kopi dan aneka gorengan

Ngopi dulu

Berendam di air yang dingin

Nggaya dikit, boleh laah...

Suasana kolam

Tetap waspada

Sumber air

Bisa juga dipakai mandi karena airnya selalu mengalir
Begitulah penampakan sebagian isi dari wisata Umbul Cokro Tulung dihari minggu 20 maret 2016. Sebetulnya masih banyak lagi wahana-wahana lainnya yang belum sempat di dokumentasikan karena keterbatasan kamera.

Selasa, 12 April 2016

PIKNIK PACITAN

GUA GONG, PANTAI KLAYAR & PANTAI NGIROBOYO

Perjalanan menuju kota Pacitan dimulai pada hari sabtu 19 Maret 2016, start dari Kotagede Yogyakarta pukul 07.00 WIB. Perjalanan tersebut diikuti oleh 13 orang, 2 diantaranya adalah perempuan. Perjalanan ditempuh menggunakan 2 mobil melalui rute jalur selatan: Kota gede - Wonosari - Pracimantoro - Giritontro - Pacitan. Rute tersebut merupakan jalanan yang penuh dengan lika-liku, sehingga dapat menyebabkan mual-mual bagi orang yang biasa mabuk darat menggunakan kendaraan roda empat, saran penulis adalah, tetap waspada dan nikmati pemandangannya, karena sepanjang jalan tersebut kita akan disuguhkan dengan pemandangan yang indah berupa gunung-gunung berbatu dan aneka perbukitan. Ini merupakan perjalan dalam rangka piknikan rutin kantor di tahun 2016 ini, intinya adalah untuk menghilangkan penat akibat rutinitas kerja sehari hari juga untuk menjalin kekompakan dan keakraban diantara masing masing pegawai kantor. Langsung saja, menuju obyek wisata yang kami kunjungi:

GUA GONG
Nama (Gong) tersebut berasal dari keunikan sebuah batu Stalaknit yang terdapat di dasar gua, yang apabila batu tersebut dipukul, maka akan menghasilkan suara mirip bunyi Gong. Sebetulnya masih banyak lagi Gua-gua di Pacitan yang sangat menarik, karena memang slogan wisata kota Pacitan adalah "Pacitan kota 1001 Goa". Namun Gua Gong lah yang paling favorit dan terkenal.

Pintu Masuk Gua Gong
Foto bersama sebelum memasuki Gua Gong
Jembatan menuju Gua Gong
Jembatan menuju Gua Gong
Mohon maaf karena tidak ada foto suasana Gua Gong yang bisa ditampilkan, karena susah. Jangankan pegang kamera, untuk jalanpun masih tersandung-sandung. Penerangan lampu didalam Gua sangat lah minim ditambah pula kondisi tangga yang sempit dan licin. Hati hati lah.. lanjuuut...

"Selamat datang di pasar Gua Gong, selamat berbelanja.."
Aneka macam kaos murah dengan desain bertema "Gua Gong"
Mau beli batu akik? Disini tempatnya
Pasar Batu Akik
Halaman depan Gua Gong (Pintu Keluar)
Istirahat sejenak melepas lelah
Pukul 11.30 WIB kami mencari rumah makan seadanya di area parkir mobil, Alhamdulillah.. menyenangkan sekali. Lanjut menuju obyek wisata selanjutnya.

PANTAI KLAYAR
Merupakan pantai yang paling terkenal di Pacitan, kata sebagian orang-orang "Kamu belum ke Pacitan kalau belum ke Pantai Klayar". Kondisi siang hari di pantai Klayar sangat panas, apabila kamu termasuk orang yang takut hitam tapi doyan travelling, lebih baik membawa perlengkapan anti ultraviolet, seperti payung dan topi koboy. Seperti kita ketahui, Pantai Klayar merupakan pantai di pesisir laut selatan, memiliki ombak yang cukup besar sehingga sangat berbahaya untuk berenang. Ingat, dilarang berenang di pantai ini, cukup nikmati saja keindahan alamnya.
Pantai Klayar nampak dari parkiran mobil
Foto dulu sebelum jalan ke bawah
Menuju Pantai Klayar
Menuju Pantai Klayar
Pantai Klayar tampak dari atas
Barisan pohon kelapa yang melambai-lambai
Situs Pantai Klayar
DILARANG BERENANG/MANDI DI PANTAI, BERBAHAYA !!!
Terdapat juga penyewaan Motor ATV untuk menelusuri pantai
Foto Bersama
Batu Karang
Air mancur disela-sela lubang karang (Ciri khas Pantai Klayar)
Batu Karang


PANTAI NGIROBOYO
Pukul 14.00 WIB, kami sampai di pantai yang kedua, yaitu Pantai Ngiroboyo, setelah melewati jalan kecil sepanjang 7 km yang terbuat dari susunan batu dan juga hanya bisa dilewati oleh satu mobil, sehingga apabila berpapasan dengan mobil lainnya, mau tak mau salah satu mobil harus mengalah dengan cara keluar dari jalur. Suasana di pantai Ngiroboyo sangat berbeda dengan Klayar, disini lebih sepi. Wisata Ngiroboyo juga meyediakan beberapa perahu motor yang bisa disewa untuk menyusuri muara sungai yang ada di kawasan pantai Ngiroboyo.
Pesona Ngiroboyo
Menyusuri Sungai
Menyusuri Sungai
Pohon L (Pohon Kelapa yang batangnya berbentuk huruf L)
Barisan pohon kelapa di pinggiran sungai
Pemandangan di pinggiran sungai
Sebagian besar pohon kelapa, daunnya habis dimakan ulat
Barisan pohon kelapa
Bakar-bakar sampah
Batuan cadas di pinggiran sungai
Muara sungai Ngiroboyo
Istirahat sejenak disalah satu deretan warung makan
Kuliner menu seafood di gasebu pantai Ngiroboyo
Foto bersama
Pantai Ngiroboyo nampak sepi
Sunset di pantai Ngiroboyo

Langit sudah mulai gelap, kami pun melanjutkan perjalanan kembali menuju kota Klaten.