Minggu, 29 Mei 2016

MERAHNYA KLENTENG SAM POO KONG SEMARANG

Ini lah salah satu bangunan eksotis yang manis di kota Semarang, klenteng SAM POO KONG. Jika ingin mengetahui penjelasan tentang klenteng secara mendetail, silahkan buka wikipedia. Karena wikipedia mempunyai informasi yang lebih lengkap.

SAM POO KONG menjadi tujuan akhir perjalanan kami di kota Semarang, setelah sebelumnya berkunjung ke Lawang Sewu dan Masjid Agung Jawa Tengah. Jum'at 6 Mei 2016 jam 3 sore kami sampai di depan SAM POO KONG dengan kondisi parkiran yang sangat padat karena memang bertepatan dengan hari libur. Sehingga parkiran mobil meluber hingga ke pinggiran jalan.

Hal hal yang perlu diperhatikan saat berkunjung ke SAM POO KONG:
  • Tetapkan hati dan pikiran dalam keadaan bahagia dan senang.
  • Membayar karcis sebesar Rp 5.000 / orang.
  • Masuk lah bersama teman / saudara / orangtua / kekasih, usahakan jangan sendirian.
  • Siapkan kamera (HP / DSLR / Go Pro) dengan kondisi baterai yang full, karena banyak sekali obyek-obyek yang keren untuk dipotret.
  • Jangan merusak keindahan kawasan klenteng, seperti melakukan vandalisme ataupun membuang sampah sembarangan.

Berikut ini hasil jepretan suasana SAM POO KONG yang berhasil kami abadikan:

Gerbang Sam Poo Kong

Ada wisata kulinernya juga

Mushola dengan bangunannya yang unik

Panggung pertunjukan kesenian

Ramai & Lancar

Panggung pertunjukan kesenian

Panggung pertunjukan kesenian

Orang-orang sedang sibuk berfoto

Interior gedung pertunjukan kesenian

Ukiran bergambar Naga pada tiap tiang

Taman bersantai untuk menikmati kuliner

Aman, lancar & terkendali

Panggung pertunjukan kesenian tampak dari jauh

Setiap obyek pada klenteng, dijadikan tempat berfoto, karena memang indah

Bangunan ini dikelilingi dinding yang rapat, berbeda dengan bangunan lainnya

Hiruk pikuk para pengunjung

Selalu menggunakan ukiran bergambar Naga pada tiang-tiangnya

Pintu gerbang bagian belakang

Semua orang sibuk berfoto, termasuk aku. Karena memang begitu indahnya

Ramai & Menggembirakan

Beberapa remaja putri sedang berlatih tari tradisional tionghoa

Pagar didesain seperti badan ular Naga

Bangunan Joglo dengan ukiran khas tionghoa

Aman & Menyenangkan

Semacam koperasi

Begitulah gambaran singkat mengenai SAM POO KONG. Sesungguhnya masih banyak lagi obyek-obyek yang indah dan menarik, namun apadaya baterai kamera pada saat itu habis. Jika penasaran dengan keindahannya, ayo segera kunjungi...

Sabtu, 21 Mei 2016

MENILIK MASJID AGUNG JAWA TENGAH

Jum'at, 6 Mei 2016 - Kesempatan kami mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah di kota Semarang. Hari itu bersamaan dengan hari libur Nasional memperingati Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Jam 11 siang kondisi jalanan menuju Masjid begitu ramai, kendaraan mobil dari berbagai kota saling berurutan untuk bisa masuk ke area Masjid untuk bersiap-siap melakukan kewajiban sholat jum'at bagi umat muslim pada jam 12 siang.
Kami merasa beruntung bisa merasakan sholat jum'at di Masjid kebanggaan masyarakat Jawa Tengah, karena saat itu merupakan hari yang baik, hari jum'at dan sekaligus hari peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad. Sehingga kami berharap dapat menyaksikan proses terbukanya payung raksasa yang menjadi ciri khas Masjid Agung itu.

Jual Es Kuwud
Entah apa Es Kuwud itu, kami baru lihat es semacam itu. Penjualnya adalah seorang anak perempuan kecil. Lokasinya berada di pinggiran jalan masuk ke Masjid Agung. 

Gasebu yang berisi bedug
Setelah masuk dan membayar Rp 3.000 per mobil, kami dipersilahkan masuk, kemudian mencari area parkir yang tepat, yaitu yang terlindung dari panasnya sinar matahari. Kalau boleh jujur, di kawasan Masjid Agung Jateng udaranya lumayan panas, karena kurangnya pepohonan rindang di kawasan tersebut. 

Kemegahan Masjid Agung yang tampak dari jalan menuju parkiran
Masjid Agung Jawa Tengah paling terkenal dengan payung raksasanya, yang mirip dengan masjid Nabawi dan juga arsitekturnya yang begitu megah.

Souvenir Shop
Didekat pintu keluar, pengunjung juga bisa berbelanja bermacam-macam souvenir untuk dijadikan oleh-oleh dari Masjid Agung Jateng.

Payung raksasa yang masih tertutup
Kami istirahat di lorong gedung sebelah kiri Masjid. Sambil menunggu adzan jum'at berkumandang.

Menara Masjid tampak dari bawah
Setiap pengunjung diperkenankan masuk dan naik menara Masjid hingga atas dengan membayar beberapa rupiah saja. Di atas menara kita dapat melihat seluruh kota Semarang. Namun pada saat itu, kondisi di loket menara Masjid begitu ramai dan harus antri, karena lift untuk naik ke atas hanya muat untuk 10 orang, jadi akan lama jika harus menunggu. Maka saran kami untuk kalian yang ingin bisa naik ke menara Masjid yaitu pada hari-hari biasa saja.

Kondisi masjid setelah sholat jum'at berakhir
Setelah sholat jum'at berakhir, hampir semua orang mulai mengeluarkan handphonenya untuk mendokumentasikan keunikan yang ada di dalam masjid. Kami pun menjadi ikut penasaran.

Al Qur'an raksasa
Selain memiliki payung raksasa, rupanya masjid Agung Jawa Tengah juga menyimpan koleksi berupa Al Qur'an raksasa. Al Qur'an tersebut berada di dalam pelindung kaca untuk menghindari dari kerusakan.


Proses pembukaan payung
Sebagai orang yang gumunan, kami merasa senang akhirnya dapat juga melihat proses terbukannya payung raksasa yang menjadi kebanggan Masjid Agung Jawa Tengah. Payung dibuka pada jam 12 kurang 15 menit saat itu.

Suasana di luar masjid setelah sholat jum'at

Suasana di luar masjid setelah sholat jum'at
Dari 6 payung yang berdiri tegak, hanya 4 payung yang terbuka. Kondisi lantai di luar Masjid pada saat itu begitu panas, sehingga disediakan karpet hijau agar para pengunjung tidak kepanasan kakinya ketika berjalan menuju payung raksasa tersebut.

Antri untuk keluar
Para jama'ah berjalan perlahan menuruni tangga masjid yang begitu ramai. Sedangkan kami memilih untuk menunggu di sisi tangga untuk memotret suasana tersebut.

Suasana di luar masjid setelah sholat jum'at

Suasana di luar masjid setelah sholat jum'at

Suasana di luar masjid setelah sholat jum'at

Sebagian payung tidak terbuka

Suasana di luar masjid setelah sholat jum'at

Kondisi tangga untuk menuju ke bawah

Setelah kondisi mulai sedikit sepi, kami pun turun untuk mencari minum kemudian pulang. Itu lah sekilas informasi yang dapat kami sampaikan tentang masjid Agung Jawa Tengah.

Jumat, 20 Mei 2016

LAWANG SEWU DIWAKTU SORE

Kamis, 5 Mei 2015 - Akhirnya kami sampai di kota Semarang pada sore hari, ketika itu cuaca begitu mendukung. Tujuan pertama kami yaitu Lawang Sewu. Tempat wisata yang begitu tersohor bagi masyarakat Semarang, lokasinya berada di bundaran Tugu Muda, icon kota Semarang. Lawang Sewu merupakan sebuah gedung peninggalan jaman kolonial Belanda, dibangun pada tahun 1904 hingga 1907. Pada awalnya gedung tersebut difungsikan sebagai kantor pemerintahan Belanda, namun sejak masuknya Jepang ke Semarang, gedung tersebut beralih fungsi menjadi penjara. Juga sekaligus menjadi tempat penyiksaan para tawanan perang. Tempat penyiksaan tersebut berada di basement gedung Lawang Sewu yang begitu sempit, gelap dan pengap. Sehingga ketika itu (Jaman penjajahan Jepang) begitu banyak korban yang berjatuhan. Itulah sebab, mengapa Lawang Sewu begitu terkenal dengan mistisnya. Kisah kelam sejarah Lawang Sewu menyimpan arwah-arwah para korban yang dulu tewas. Namun dengan kemistikannya itu, Lawang Sewu tetap menjadi wisata yang eksotis dan selalu ramai dikunjungi.

Bunderan Tugu Muda
Bagi yang baru pertama kali berkunjung ke Semarang dan melewati bunderan Tugu Muda, disarankan untuk selalu waspada terhadap rambu-rambu lalu lintasnya, karena kondisi jalannya yang ramai oleh kendaraan motor dan mobil, juga banyaknya lampu merah yang harus diperhatikan, ditambah lagi banyaknya polisi yang berjaga ditiap tiap pos.


Kondisi jalanan di bunderan Tugu Muda

Kondisi jalanan di bunderan Tugu Muda

Lawang Sewu tampak dari depan

Lawang Sewu tampak dari depan

Lawang Sewu tampak dari depan
Lokasi parkir motor dan mobil berada di sebelah kiri Lawang Sewu, kondisi parkirannya agak sedikit semrawut apalagi ketika di hari libur, kendaraan mobil selalu membludak sehingga harus parkir di badan jalan. Sepertinya area parkir di Lawang Sewu harus diperluas lagi, mengingat pengunjung yang semakin banyak ketika akhir pekan dan hari libur.

Loket masuk
Sebagai obyek wisata peninggalan sejarah, harga tiket masuk Lawang Sewu termasuk relatif murah:
1. Dewasa Rp.10.000
2. Anak Rp. 5.000
3. Pelajar Rp. 5.000 

Menuju lapangan tengah

Bagian depan gedung
Pintu utama Lawang Sewu, namun bukan pintu masuk para pengunjung karena ruangan tersebut tidak dibuka untuk umum.


Pengecekan tiket
Memasuki area pengecekan karcis, pengunjung dimohon antri dan tertib karena harus satu persatu.

Lokasi yang paling banyak dimanfaatkan untuk berfoto
Jika ingin memotret seluruh bangunan Lawang Sewu secara maksimal yaitu dengan menggunakan kamera Drone, semua fotografer akan setuju dengan pendapat tersebut.

Sudut tengah gedung Lawang Sewu

Gedung bagian sudut kiri

Deretan pintu kayu yang sengaja dibuka
Menurut salah satu tour guide, menjelaskan bahwa sesungguhnya jumlah seluruh pintu di Lawang Sewu tidak sampai 1.000, melainkan hanya 429 buah.

Gedung bagian sudut kanan
Di lantai 1 gedung tersebut berisi pameran benda-benda peninggalan sejarah, seperti: poster klasik, perangko, surat, miniatur kereta, miniatur kapal layar, video dokumenter, dan masih banyak lagi.


Sign sytem
Hampir seluruh fasilitas ruangan menuju ke sebelah kanan. Rambu-rambu informasi perlu diperhatikan agar tidak tersesat di ruangan yang salah.


Suasana di bagian belakang Lawang Sewu
Saat senja mulai berganti malam, disitu lah suasana Lawang Sewu menjadi semakin mencekam, apabila mengingat tentang sejarah Lawang Sewu yang kelam. Dinding pagar masih tampak asli tanpa dilapisi cat dan ditambah lagi banyaknya lumut dan semak belukar, semakin menambah kemistisan Lawang Sewu.

Suasana maghrib di Lawang Sewu
Lampu-lampu di seluruh ruangan mulai dinyalakan, namun masih saja nampak temaramm karena hampir seluruh ruangan menggunakan lampu berwarna kuning.


Tangga menuju lantai 3
Tangga menuju lantai 3 kondisi sesungguhnya sedikit gelap, foto tersebut diambil menggunakan flash.

Lantai 3 Gedung Lawang Sewu
Di lantai ini kita dapat merasakan bulu kuduk kita berdiri. Lantai dasarnya terbuat dari kayu dan nampak garis-garis mirip seperti lapangan badminton. Kondisi lampu begitu temaram, sehingga tidak begitu jelas ketika difoto baik siang maupun malam. Biasanya jika pengunjung telah sampai pada lantai ini, pengunjung tidak berani berjalan lebih jauh untuk menelusuri seluruh sudut ruangan, hanya berdiri di ujung tangga, seperti saya ini.

Lawang Sewu memiliki 1 ruang yang paling dicari oleh para pengunjung yang ingin menguji nyalinya, yaitu bagian basement atau ruang bawah tanah. Ruangan yang pernah masuk dalam siaran televisi uji nyali "Dunia Lain". Namun sekarang ruangan tersebut sudah tidak dibuka lagi untuk umum karena sedang direnovasi.