Kamis, 5 Mei 2015 - Akhirnya kami sampai di kota Semarang pada sore hari, ketika itu cuaca begitu mendukung. Tujuan pertama kami yaitu Lawang Sewu. Tempat wisata yang begitu tersohor bagi masyarakat Semarang, lokasinya berada di bundaran Tugu Muda, icon kota Semarang. Lawang Sewu merupakan sebuah gedung peninggalan jaman kolonial Belanda, dibangun pada tahun 1904 hingga 1907. Pada awalnya gedung tersebut difungsikan sebagai kantor pemerintahan Belanda, namun sejak masuknya Jepang ke Semarang, gedung tersebut beralih fungsi menjadi penjara. Juga sekaligus menjadi tempat penyiksaan para tawanan perang. Tempat penyiksaan tersebut berada di basement gedung Lawang Sewu yang begitu sempit, gelap dan pengap. Sehingga ketika itu (Jaman penjajahan Jepang) begitu banyak korban yang berjatuhan. Itulah sebab, mengapa Lawang Sewu begitu terkenal dengan mistisnya. Kisah kelam sejarah Lawang Sewu menyimpan arwah-arwah para korban yang dulu tewas. Namun dengan kemistikannya itu, Lawang Sewu tetap menjadi wisata yang eksotis dan selalu ramai dikunjungi.
|
Bunderan Tugu Muda |
Bagi yang baru pertama kali berkunjung ke Semarang dan melewati bunderan Tugu Muda, disarankan untuk selalu waspada terhadap rambu-rambu lalu lintasnya, karena kondisi jalannya yang ramai oleh kendaraan motor dan mobil, juga banyaknya lampu merah yang harus diperhatikan, ditambah lagi banyaknya polisi yang berjaga ditiap tiap pos.
|
Kondisi jalanan di bunderan Tugu Muda |
|
Kondisi jalanan di bunderan Tugu Muda |
|
Lawang Sewu tampak dari depan |
|
Lawang Sewu tampak dari depan |
|
Lawang Sewu tampak dari depan |
Lokasi parkir motor dan mobil berada di sebelah kiri Lawang Sewu, kondisi parkirannya agak sedikit semrawut apalagi ketika di hari libur, kendaraan mobil selalu membludak sehingga harus parkir di badan jalan. Sepertinya area parkir di Lawang Sewu harus diperluas lagi, mengingat pengunjung yang semakin banyak ketika akhir pekan dan hari libur.
|
Loket masuk |
Sebagai obyek wisata peninggalan sejarah, harga tiket masuk Lawang Sewu termasuk relatif murah:
1. Dewasa Rp.10.000
2. Anak Rp. 5.000
3. Pelajar Rp. 5.000
|
Menuju lapangan tengah |
|
Bagian depan gedung |
Pintu utama Lawang Sewu, namun bukan pintu masuk para pengunjung karena ruangan tersebut tidak dibuka untuk umum.
|
Pengecekan tiket |
Memasuki area pengecekan karcis, pengunjung dimohon antri dan tertib karena harus satu persatu.
|
Lokasi yang paling banyak dimanfaatkan untuk berfoto |
Jika ingin memotret seluruh bangunan Lawang Sewu secara maksimal yaitu dengan menggunakan kamera Drone, semua fotografer akan setuju dengan pendapat tersebut.
|
Sudut tengah gedung Lawang Sewu |
|
Gedung bagian sudut kiri |
|
Deretan pintu kayu yang sengaja dibuka |
Menurut salah satu tour guide, menjelaskan bahwa sesungguhnya jumlah seluruh pintu di Lawang Sewu tidak sampai 1.000, melainkan hanya 429 buah.
|
Gedung bagian sudut kanan |
Di lantai 1 gedung tersebut berisi pameran benda-benda peninggalan sejarah, seperti: poster klasik, perangko, surat, miniatur kereta, miniatur kapal layar, video dokumenter, dan masih banyak lagi.
|
Sign sytem |
Hampir seluruh fasilitas ruangan menuju ke sebelah kanan. Rambu-rambu informasi perlu diperhatikan agar tidak tersesat di ruangan yang salah.
|
Suasana di bagian belakang Lawang Sewu |
Saat senja mulai berganti malam, disitu lah suasana Lawang Sewu menjadi semakin mencekam, apabila mengingat tentang sejarah Lawang Sewu yang kelam. Dinding pagar masih tampak asli tanpa dilapisi cat dan ditambah lagi banyaknya lumut dan semak belukar, semakin menambah kemistisan Lawang Sewu.
|
Suasana maghrib di Lawang Sewu |
Lampu-lampu di seluruh ruangan mulai dinyalakan, namun masih saja nampak temaramm karena hampir seluruh ruangan menggunakan lampu berwarna kuning.
|
Tangga menuju lantai 3 |
Tangga menuju lantai 3 kondisi sesungguhnya sedikit gelap, foto tersebut diambil menggunakan flash.
|
Lantai 3 Gedung Lawang Sewu |
Di lantai ini kita dapat merasakan bulu kuduk kita berdiri. Lantai dasarnya terbuat dari kayu dan nampak garis-garis mirip seperti lapangan badminton. Kondisi lampu begitu temaram, sehingga tidak begitu jelas ketika difoto baik siang maupun malam. Biasanya jika pengunjung telah sampai pada lantai ini, pengunjung tidak berani berjalan lebih jauh untuk menelusuri seluruh sudut ruangan, hanya berdiri di ujung tangga, seperti saya ini.
Lawang Sewu memiliki 1 ruang yang paling dicari oleh para pengunjung yang ingin menguji nyalinya, yaitu bagian basement atau ruang bawah tanah. Ruangan yang pernah masuk dalam siaran televisi uji nyali "Dunia Lain". Namun sekarang ruangan tersebut sudah tidak dibuka lagi untuk umum karena sedang direnovasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar